Cecak
Cecak atau cicak adalah hewan reptil yang biasa merayap di dinding atau pohon. Cecak berwarna abu-abu, tetapi ada pula yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Cecak biasanya berukuran sekitar 10 centimeter. Cecak bersama dengan tokek dan sebangsanya tergolong ke dalam suku Gekkonidae.Etimologi
Diperkirakan kata 'cecak' berasal dari suara yang dibuat oleh hewan ini yaitu: "cak, cak, cak". Dengan ini bisa dikatakan bahwa kata ini merupakan sebuah onomatope.Jenis-jenis Cecak
Cecak ada banyak jenisnya. Di lingkungan rumah kita saja ada sekitar tiga jenis (spesies) yang sering ditemui, yakni :- Cecak tembok (Latin Cosymbotus platyurus), yang kerap ditemui di tembok-tembok rumah dan sela-sela atap. Cecak ini bertubuh pipih lebar, berekor lebar dengan jumbai-jumbai halus di tepinya. Bila diamati di tangan, dari sisi bawah akan terlihat adanya lipatan kulit agak lebar di sisi perut dan di belakang kaki.
- Cecak kayu (Hemidactylus frenatus), yang bertubuh lebih kurus. Ekornya bulat, dengan enam deret tonjolan kulit serupa duri, yang memanjang dari pangkal ke ujung ekor. Cecak kayu lebih menyukai tinggal di pohon-pohon di halaman rumah, atau di bagian rumah yang berkayu seperti di atap. Terkadang didapati bersama cecak tembok di dinding luar rumah dekat lampu, namun umumnya kalah bersaing dalam memperoleh makanan.
- Cecak gula (Gehyra mutilata), bertubuh lebih kecil, dengan kepala membulat dan warna kulit transparan serupa daging. Cecak ini kerap ditemui di sekitar dapur, kamar mandi dan lemari makan, mencari butir-butir nasi atau gula yang menjadi kesukaannya. Sering pula ditemukan tenggelam di gelas kopi kita.
- Cecak batu (Cyrtodactylus marmoratus).
Perkecualian
Cecak terbang (Draco spp.) sebetulnya bukan 'cecak' (suku Gekkonidae) melainkan termasuk suku kadal agamid (Agamidae), seperti halnya bunglon.Makanan dan habitat
Cecak biasa memakan serangga dan terutama nyamuk. Biasanya cecak hidup di dinding-dinding dan di atap rumah. Di alam cecak biasanya hidup pada tempat-tempat teduh.Cecak dalam kepercayaan
Hindu
Menurut orang Bali, cecak adalah manifestasi dari Dewi Saraswati, yaitu dewi yang melindungi bicara dan tulisan.
Cecak kayu
Cecak kayu adalah sejenis
reptil yang termasuk suku cecak
(Gekkonidae). Tidak ada nama khusus yang dikenal dalam bahasa daerah, kecuali
nama umum seperti cakcak (bahasa Sunda), cicek (Betawi), cecek
(Jawa) dan
lain-lain. Dalam bahasa Inggris
disebut common house-gecko atau ada pula yang menyebut Darwin
house-gecko.
Identifikasi
Cecak rumah
yang berukuran sedang, sampai sekitar 120 mm. Moncong relatif pendek. Dorsal
berwarna abu-abu keputihan berbintik-bintik atau kehitaman. Ventral putih atau
agak kekuningan. Tak ada jumbai kulit di sisi tubuh maupun di tungkai. Ekor
membulat, dengan enam deret duri-duri kulit yang lunak.
Sisik-sisik
berbentuk serupa bintik bulat halus di sisi dorsal (punggung), tidak
seragam besarnya. Terdapat bintil-bintil yang tersusun dalam deretan agak
jarang. Dua baris di tiap sisi tubuh, dari pinggang hingga ke pinggul, dan satu
deret di atas pinggul. Berlanjut dengan tiga deret bintil serupa duri yang
lunak di tiap sisi ekor. Sepasang pori anal terdapat di pangkal ekor di
belakang anus. Ekor berwarna agak jingga kemerahan
di sisi bawah ke arah ujung; perisai subkaudal (sisik-sisik lebar di
sisi bawah ekor) ± ½ lebar ekor.
Fase hitam:
dorsal kehitaman, dengan sejalur pita keputihan berjalan di masing-masing sisi
lateral, serupa bentuk kekang (frenatus
berarti mengenakan kekang). Mulai dari ujung moncong di sekitar hidung, ke
belakang melewati mata, atas timpanum (telinga), dan bahu; kemudian
melebar di sisi tubuh, hingga berakhir di sekitar pinggul. Bercak-bercak
keputihan berpasangan di punggung; bercak vertebral (di atas jalur
tulang punggung) berbentuk memanjang. Kaki dan ekor berbelang-belang.
Kebiasaan dan Penyebaran
Sifat-sifat
ekologis dan perilaku cecak ini mirip dengan cecak tembok Cosymbotus platyurus,
hanya agaknya lebih kerap ditemui pada bagian yang berkayu di rumah dan atau di
pohon dan semak di halaman.
Dengan mangsa
utama berupa serangga kecil-kecil, cecak kayu terutama
aktif berburu di malam hari (nokturnal). Cecak ini sering didapati bercampur
dengan jenis cecak lain (C. platyurus dan G. mutilata) dalam kumpulan cecak di sekitar lampu. Di siang hari, cecak ini
bersembunyi di sela-sela kayu atau dinding rumah.
Jantan bersuara
keras: cak..cak..cak..cak, yang diambil jadi namanya.
Cecak kayu
menyebar luas mulai dari Afrika timur dan
selatan, Madagaskar, dan kepulauan-kepulauan Mauritius, Reunion, Rodrigues, Komoro dan Seychelles;
Tiongkok selatan, Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaya, Filipina, Taiwan, Jepang (Ryukyu,
Bonin);
Cecak gula
Cecak gula adalah sejenis
reptil yang termasuk suku cecak
(Gekkonidae). Tidak ada nama khusus yang dikenal dalam bahasa daerah, kecuali
nama umum seperti cakcak (bahasa Sunda), cicek (Betawi), cecek
(Jawa) dan
lain-lain. Dalam bahasa Inggris
disebut dengan berbagai nama seperti Pacific gecko, sugar lizard,
tender-skinned house-gecko, four-clawed gecko, atau stump-toed
gecko.
Identifikasi
Cecak yang
berukuran kecil sampai sedang, panjang total sampai sekitar 120 mm, namun
umumnya kurang dari 10 cm. Gemuk, pendek, berkulit transparan berbintik-bintik.
Ciri khas yang membedakan dari cecak rumah yang lain yalah: jari pertama
tanpa cakar atau tak memiliki ruas jari terakhir (ruas jari bebas). Namanya
dalam bahasa Latin, mutilata, berarti terpotong.
Kepala dengan
moncong yang pendek dan mata yang menonjol. Sederet bintik atau bercak kecil
keputihan terdapat di belakang bola mata, di atas lubang telinga hingga
tengkuk. Dorsal (punggung) berwarna abu-abu kemerahan atau kekuningan,
agak transparan, berbintik-bintik halus pucat kekuningan dan hitam kebiruan.
Jalur tulang punggung dan tulang tengkorak sering nampak samar-samar. Ventral
(sisi bawah) berwarna keputihan dan agak transparan. Ekor gemuk, bulat gepeng,
tanpa duri atau jumbai kulit; atau paling-paling dengan tonjolan-tonjolan
serupa duri pendek. Pangkal ekor menyempit serupa ‘gagang’.
Kebiasaan dan penyebaran
Cecak yang
kerap dijumpai di dapur, lemari makan, meja makan dan juga dekat meja kerja dan
rak buku. Dibandingkan jenis cecak rumah yang lain, cecak ini lebih sering
bersembunyi atau menyendiri. Cecak gula cenderung bersifat nokturnal (aktif di
malam hari), meski tidak jarang ditemukan berkeliaran pada siang hari di dapur.
Di alam, cecak ini hidup di pepohonan atau celah di bukit batu.
Cecak ini
menyukai gula dan sumber karbohidrat lain seperti nasi
dan remah-remah roti, selain juga memangsa aneka serangga kecil. Karena itu cecak gula
sering ditemukan tenggelam dalam gelas kopi atau teh. Jantan mengeluarkan suara
halus serupa desisan atau dengungan, yang diperdengarkan ketika memikat
betinanya.
Cecak gula
menyebar luas mulai dari India utara dan
baratdaya, Kep. Nikobar, Sri Lanka; sampai ke Asia Tenggara. Di kepulauan Nusantara ditemukan di Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, Timor, Halmahera, juga Papua
dan Filipina (De Rooij, 1915; Manthey and
Grossmann, 1997: 230). Introduksi ke Mauritius, Seychelles, Madagaskar, Meksiko, Kuba dan Hawaii.
Cecak tembok
Cecak tembok adalah sejenis
reptil yang termasuk suku cecak
(Gekkonidae). Tidak ada nama khusus yang dikenal dalam bahasa daerah, kecuali
nama umum seperti cakcak (bahasa Sunda), cicek (Betawi), cecek
(Jawa) dan
lain-lain. Dalam bahasa Inggris
disebut flat-tailed house-gecko, seperti tercermin dari nama ilmiahnya, platyura
(dari bahasa Yunani platus pipih, ura
ekor).
Identifikasi
Cecak rumah
yang berukuran sedang. Panjang total hingga 135 mm, sekitar separuhnya adalah
ekor. Ciri yang khas adalah adanya jumbai kulit sempit di sepanjang sisi
tubuh, di tepi belakang tangan dan kaki, serta di sisi ekor; yang
membedakannya dari jenis-jenis cecak yang lain. Jumbai di ekor berupa tonjolan
lunak serupa duri berderet-deret hingga ke ujung. Jari-jari dengan pelebaran
kulit serupa selaput yang nampak jelas.
Sisi dorsal
(punggung) tanpa bintil-bintil sisik yang membesar, berwarna abu-abu keputihan
(apabila sedang berada di tembok),
atau dengan pola-pola gelap serupa batik atau bunga
kehitaman simetris di atas punggungnya (apabila di atas kayu
atau di pohon). Sebuah garis kehitaman tipis
berjalan mulai dari depan mata, melewati timpanum, bahu, sisi perut (berbentuk
serupa renda) hingga ke pinggul. Ventral
(sisi perut) keputihan atau kuning. Ekor memipih lebar, meruncing di ujung.
Kebiasaan dan Penyebaran
Cecak yang
kerap ditemui di rumah dan bangunan lainnya. Di dinding, tembok, langit-langit,
terutama dekat lampu. Aktif di siang dan malam hari, cecak ini memangsa
berbagai jenis serangga kecil yang tersesat ke lampu.
Di tembok,
cecak ini sering pula bercampur dengan cecak kayu Hemidactylus frenatus,
walaupun jarang akur. Nampaknya, jenis ini lebih mampu beradaptasi dengan
dinding tembok. Bunyinya: cek, cek, cek… lunak; atau crrt, crrt…
Cecak tembok
menyebar luas, mulai dari Nepal dan Bhutan, India utara (Darjeeling, Sikkim), India timur,
termasuk Andaman dan Nikobar, Sri Lanka, lewat Myanmar, Vietnam Thailand, Semenanjung Malaya sampai ke Sumatra, Borneo dan Jawa, ke timur
sampai Filipina, dan Tiongkok. Di introduksi ke Florida, Amerika Serikat.
Cecak batu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
?Cecak
Batu
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
Cyrtodactylus
marmoratus
(Gray, 1831) |
Cecak batu adalah sejenis
reptil yang termasuk
suku cecak (Gekkonidae).
Tidak ada nama khusus yang dikenal dalam bahasa daerah. Dalam bahasa Inggris cecak ini disebut dengan sebagai Javan bent-toed gecko.
Cecak terbang
Cecak terbang atau cekibar adalah sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia) Agamidae. Kadal lain yang masih sesuku adalah bunglon dan soa-soa (Hydrosaurus spp.). Cecak terbang sesungguhnya tidak termasuk
kerabat dekat cecak seperti halnya tokek (suku Gekkonidae).
Cekibar Kampung
Cekibar kampung adalah jenis cecak terbang yang kerap dijumpai di Jawa. Kadal ini dikenal dengan nama ilmiah Draco volans Linnaeus, 1758. Nama lokalnya di antaranya adalah cekibar (Betawi), hap-hap (Sunda), dan celeret gombel atau klarap (Jawa). Dalam bahasa Inggris disebut gliding lizards atau flying dragon.Hewan ini menyebar mulai dari Thailand dan Semenanjung Malaya di barat; Kepulauan Filipina di utara; Sumatra, Mentawai, Riau, Natuna, Borneo, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga Maluku di timur.
Ciri-cirinya
Kadal yang berukuran agak kecil, panjang total hingga 200 mm. Patagium (‘sayap’) berupa perpanjangan enam pasang tulang rusuk yang diliputi kulit. Sisi atas patagium dengan warna kuning hingga jingga, berbercak hitam. Sisi bawah abu-abu kekuningan, dengan totol-totol hitam.Kepala berbingkul-bingkul, bersegi-segi dan berkerinyut seperti kakek-kakek; dengan kantung dagu berwarna kuning (jantan) atau biru cerah (betina), dan sepasang sibir kulit di kiri kanan leher. Rigi mahkota kecil, terletak di sisi belakang kepala. Mata khas kadal agamid, dengan pelupuk tebal menonjol.
Dorsal (sisi atas tubuh) berwarna coklat sampai kehitaman atau keabu-abuan, warna bisa berubah menjadi lebih gelap atau lebih terang bila merasa terganggu. Sepanjang vertebra (tulang belakang) terdapat pola bercak-bercak hitam yang teratur letaknya: mulai dari ubun-ubun, belakang kepala, tengkuk, kemudian membesar dan berubah menjadi pola hitam kecoklatan setengah lingkaran di tiga titik di punggung (dorsum) dan satu di pangkal ekor. Pola warna semacam ini merupakan samaran yang baik di pepagan pohon.
Ventral (sisi bawah tubuh) abu-abu keputihan, agak kehijauan di sisi medial (garis tengah tubuh); dengan titik-titik kecoklatan di arah lateral (sebelah pinggir tubuh). Ekor sekitar 1½ kali panjang tubuh; berbelang-belang di ujung, dengan sisik-sisik yang berlunas kuat menjadikannya nampak bersegi-segi.
Kebiasaan
Cekibar kampung biasa didapati di pekarangan, kebun, hutan sekunder. Kerap kali hewan ini teramati sedang berburu serangga di pepagan hingga ke cabang-cabang pohon. Terkadang cekibar berpindah tempat dengan cara ‘terbang’, yakni meloncat dan melayang dari satu pohon ke lain pohon.Pada musim kawin, kerap dijumpai beberapa ekor jantan berkejaran dengan betinanya di satu pohon yang sama. Menyimpan telur di dalam tanah gembur atau humus di dekat pangkal pohon; betinanya menggali tanah dengan menggunakan moncong.
wow artikel yg bagus sekali ,mampir yuk kak terimakasih
BalasHapus"
https://cicakssss.hatenablog.com/"
.